Lamban

Image result for kura-kura pinterest
Sumber: Google
Aku seringkali mengutuk. Menyadari bahwa langkahku terlalu pendek untuk menjejaki hidup. Menyadari bahwa banyak hal-hal yang aku lewatkan karena kemalasanku, kebodohanku, keterlambatanku. Menyaksikan banyak teman-temanku yang melesat bagai bintang di angkasa sana sedangkan aku hanya bisa berjalan merangkak di atas tanah. Ya, aku lamban. Derap kakiku patah-patah untuk melebarkan langkah. Belum sempat berdiri tegak, aku kembali mendapati diriku tersungkur di atas tanah. Aku seringkali marah, merasa tidak berguna, tidak layak dan merasa bukan apa-apa. Tapi, aku lupa akan menjadi manusia yang sesungguhnya. Bahwa manusia tidak dilahirkan menjadi pelari seperti cheetah. Kita diciptakan sebagai pejalan—perangkak bahkan—, pemikir, penikmat, perasa. Tidak ada yang bisa kita goreskan dalam lembar kehidupan jika kita tergesa berlari entah mengejar apa.


Karena dunia bukan perlombaan yang harus dimenangkan. Dunia adalah perjuangan yang medan perangnya berbeda-beda tiap manusia. Bukan perihal paling cepat, lambat pun tak apa asal tetap bergerak. Bukan pula perihal secepat apa kita sampai pada sebuah tujuan, tapi sejauh mana kita bisa berproses untuk mencapai sebuah tujuan. Maka dari itu, tentu saja aku harus mulai berdamai atas keterlambatanku saat ini juga keterlambatanku yang mungkin akan terjadi di kemudian hari. Suatu hari, ketika aku mulai menyesali atas ketertinggalanku, ku harap aku selalu ingat bahwa kecepatanku tak mungkin sama dengan orang lain.

Komentar

  1. Berjuang dengan maju alon-alon, tidak mundur alon-alon. Semangat terus nulisnya, sukakk gaya bahasanya!❤❤

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer