Apakah Saya Butuh Pengakuan?
Akhir-akhir ini saya sering
merasa saya ‘bermasalah’ dengan diri saya. Ada beberapa kewajiban yang saya
ambil secara bersamaan saat ini. Membuat saya pada awalnya merasa tertantang.
Ketika saya sedang berusaha sebaik mungkin merampungkan kewajiban saya, saya
tiba-tiba merasa losing my purpose.
“Kenapa saya melakukan ini?”
“Kenapa saya memilih jalan
ini?”
“Memangnya saya capable buat melakukan semua ini?”
“Memangnya saya bisa apa?”
Dari sini kemudian
perlahan-lahan mulai berantakan. Seperti hilang semangat. Saya beneran jadi
berpikir bahwa saya tak lain seperti debu yang tidak berguna sama sekali. Saya merasa
tidak maksimal dengan apapun yang saya lakukan. Kemudian menghukum diri saya
sendiri. Menyalahkan diri saya sendiri. Kecewa pada diri sendiri. Kemudian kembali
pada pola awal. Terus berlanjut seperti lingkaran setan. Semakin hari rasanya
semakin tidak ‘sehat’. Mentally sick, I guess.
Saya merasa saya melakukan
yang terbaik, sebisa saya. Saya tetap merasa tidak puas. Kemudian memarahi diri
saya sendiri di depan kaca. Setelah itu saya membela diri saya sendiri dan
memarahi diri saya yang lain. Kenapa dengan diri sendiri saja saya sering
bertengkar? Bisa bayangkan tidak betapa lelahnya?
Saya selalu mengatakan
afirmasi bahwa saya adalah yang terbaik. Saya telah melakukan yang terbaik.
Tapi, salah tidak kalau terkadang saya juga butuh afirmasi dari orang lain? Setiap
manusia pasti ingin pengakuan. Mereka ingin diyakini bahwa mereka mampu.
Manusia ingin orang lain percaya bahwa dia bisa diandalkan. Bahwa dia berguna.
Saya mampu. Saya merasa
berguna. Tapi apakah orang lain juga menganggap saya mampu? Apakah saya berguna
bagi mereka?
Saya senang dengan hidup
saya. Tapi apakah orang lain juga senang dengan apa adanya kehidupan saya?
Tapi, bukankah seharusnya
saya tidak butuh pengakuan orang lain untuk membuat diri saya berharga? Lalu,
mengapa saya merasa masih perlu mengemis pengakuan orang lain hanya untuk
mengatakan bahwa saya berharga?
Saya mencintai diri saya.
Tidak diragukan. Tetapi kenapa ada saat-saat dimana saya memikirkan pendapat
orang lain tentang saya kemudian berbalik mengutuki diri saya?
Apakah ada bagian yang
hilang atau terlewat dalam proses saya mencintai diri sendiri? Saya belum
mengerti. See? Pikiran manusia adalah hal yang paling sulit untuk dimengerti. Saya bahkan masih dalam perjalanan untuk mengerti diri saya sepenuhnya.
Komentar
Posting Komentar